Bone Bolango, KABARindo.News —Sukses meniti karier di dunia bisnis dan kini menjelma sebagai sosok politisi muda yang menonjol di DPRD Provinsi Gorontalo dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), nama Hamzah Idrus semakin dikenal luas oleh masyarakat Bone Bolango.
Keberaniannya mengusung tagline anomali “100% Gaji dan Tunjangan untuk Masyarakat” sempat menuai keraguan. Sebagian pihak menganggapnya tidak realistis dan sulit diwujudkan. Namun, saat dikonfirmasi awak media pada Kamis, (31/07) bagi Hamzah, tidak ada yang mustahil jika setiap langkah dilandasi dengan niat tulus dan ikhlas.
Keraguan publik mulai sirna beberapa saat setelah ia resmi dilantik sebagai anggota DPRD. Di tengah sorotan publik, sirene mobil ambulans dari Yayasan Hamzah Idrus Peduli menggema di ruas-ruas jalan Bone Bolango. Bukan dalam kondisi darurat, namun sebagai bukti nyata dari komitmen dan kepedulian sosial yang ia emban.
Tak hanya menghadirkan ambulans gratis, Hamzah juga mengalokasikan seluruh gaji dan tunjangannya untuk berbagai program keagamaan dan kemanusiaan. Mulai dari bantuan pembangunan dan renovasi masjid, santunan bagi panti asuhan, dukungan kegiatan hari besar Islam, hingga pelestarian budaya lokal seperti Tumbilotohe melalui kegiatan bertajuk “Sejuta Cahaya dari Tabula” yang menelan anggaran cukup besar.
Di sektor kemanusiaan, kontribusinya juga tak kalah besar. Ia hadir membantu korban bencana alam seperti banjir, longsor, dan kebakaran. Selain itu, Hamzah juga menyediakan bantuan beasiswa bagi pelajar berprestasi, pemasangan meteran listrik gratis, pembangunan sumur suntik, hingga penyediaan tenda hajatan gratis bagi warga kurang mampu. Semua itu murni didanai dari gaji dan tunjangan pribadinya sebagai legislator.
Meski tidak mengambil gaji, Hamzah tetap menjalankan tugas-tugasnya sebagai wakil rakyat dengan penuh tanggung jawab. Ia aktif menyerap, menampung, dan memperjuangkan aspirasi masyarakat Bone Bolango di parlemen.
Bagi Hamzah Idrus, jabatan bukanlah alat untuk mencari keuntungan, melainkan jembatan untuk berbuat kebaikan.
“Jabatan adalah amanah rakyat dan titipan dari Allah SWT. Namanya titipan, suatu saat pasti akan diambil. Maka saya jadikan jabatan ini sebagai jalan untuk menebar kebaikan. Ketika jabatan berakhir, insyaallah pahala tetap kita dapatkan,” ujarnya.
Saat ditanya soal kemungkinan pencalonan di Pilkada mendatang, Hamzah dengan tegas membantah bahwa semua yang ia lakukan berkaitan dengan kepentingan politik elektoral.
“Saya belum berpikir ke arah sana. Yang saya pikirkan hari ini adalah bagaimana bisa memberi manfaat sebesar-besarnya untuk tanah kelahiran saya,” tutupnya.
Red-Ruten Hamza