Gorontalo, KABARindo.News —Menanggapi sejumlah pemberitaan yang beredar pasca insiden meninggalnya Nani Atune (50), pekerja tambang di lokasi PETI Petabo, Desa Hulawa, Kecamatan Buntulia, pihak keluarga memberikan klarifikasi penting untuk meluruskan informasi yang dinilai tidak sesuai fakta lapangan. Klarifikasi tersebut disampaikan pada Sabtu (5/7).
Menurut kesaksian langsung dari keluarga, almarhum tidak meninggal akibat longsoran tanah yang dipicu oleh aktivitas alat berat. Saat kejadian, korban sedang buang air besar di area kem (pondok) yang berada di bawah tebing. Secara tiba-tiba, sebuah batu terlepas dari atas dan mengenai tangan korban. Dengan riwayat kesehatan yang sempat terganggu akibat stroke, korban diduga mengalami reaksi kaget hebat yang berujung pada kematian.
“Tidak ada keterlibatan alat berat saat kejadian. Itu murni batu jatuh dari tebing dan mengenai bagian tubuh korban, sekitar pukul 07.30 pagi,” ujar salah satu perwakilan keluarga.
Almarhum diketahui telah lama bekerja di lokasi tambang sebagai bentuk upaya menopang ekonomi keluarga. Dorongan dari sang istri agar tetap bekerja demi melunasi cicilan bulanan menjadi latar belakang mengapa korban kembali ke lokasi kerja meskipun sempat memiliki riwayat stroke.
Keluarga berharap masyarakat dan media massa lebih berhati-hati dalam menyebarkan informasi, serta tidak tergesa-gesa menarik kesimpulan tanpa verifikasi yang akurat. Mereka menekankan pentingnya menjaga marwah pemberitaan yang berimbang dan tidak menambah beban psikologis bagi pihak keluarga yang sedang berduka.
Peristiwa ini menjadi cermin kompleksitas sosial di balik aktivitas pertambangan rakyat. Di tengah keterbatasan ekonomi, sebagian warga harus mengambil risiko besar demi kelangsungan hidup. Dalam konteks tersebut, narasi publik seharusnya dibangun secara empatik, kritis, dan akurat—agar tidak hanya mencari sensasi, tetapi juga membuka ruang bagi perbaikan kondisi sosial secara berkelanjutan.
Tim Redaksi