Gorontalo, KABARindo.News – Upaya menjawab keluhan petani sawah akhirnya mendapat titik terang. Sejumlah pelaku usaha tambang, di antaranya Ibu Haji Suci, Nurlaila Kadji, serta Yr Tim, mengambil inisiatif kolaboratif untuk melakukan pengerukan sedimen di saluran irigasi Taluduyunu Utara dan Taluduyunu, Kecamatan Buntulia, serta Kecamatan Duhiadaa, Kabupaten Pohuwato.
Kegiatan ini berlangsung sejak Jumat, 15 Agustus 2025 hingga Minggu, 17 Agustus 2025, dengan melibatkan dukungan alat berat berupa dua unit ekskavator (Komatsu dan Kobelco) serta armada dump truk untuk mengangkut material lumpur dan pasir. Langkah ini dinilai penting guna mencegah pendangkalan saluran sekaligus memastikan debit air tetap stabil menuju areal persawahan.
Mantan Kepala Desa sekaligus anggota BPD, Edy Kolabu, menyambut baik langkah ini. Menurutnya, pengerukan sedimentasi bukan sekadar menjaga kelancaran irigasi, tetapi juga bagian dari upaya mitigasi bencana.
“Sebagai petani sawah, saya ingin memastikan ketersediaan air bisa lancar. Apalagi saat ini banyak petani belum menanam. Kalau sedimentasi tidak segera diatasi, selain debit air berkurang, dampak buruk seperti banjir pun bisa terjadi,” jelas Edy.
Ia menambahkan, endapan lumpur dan sampah yang menumpuk di dasar jaringan irigasi terbukti menghambat distribusi air. Saat musim kemarau, kondisi ini membuat suplai air tidak maksimal, sementara di musim hujan justru berpotensi menimbulkan luapan air.
“Pembersihan sedimen dapat memaksimalkan kapasitas saluran dan mencegah dampak buruk saat debit air meningkat. Karena itu, rutinitas pengerukan sangat dibutuhkan,” imbuhnya.
Edy pun menyampaikan rasa syukur atas perhatian para pelaku usaha tambang. Kolaborasi ini, menurutnya, memberi bukti bahwa sinergi antara petani dan dunia usaha bisa berjalan seimbang.
“Kami saling membutuhkan. Para pelaku usaha bertambang, kami petani bertani. Dengan adanya perhatian ini, harapan kami agar sawah tetap produktif dapat terjaga,” pungkasnya.
TimRedaksi