Gorontalo, (kabarindo.news)-Kegeraman masyarakat Desa Hulawa, Kecamatan Buntulia, Kabupaten Pohuwato, akhirnya menarik perhatian serius dari komunitas jurnalis. Sebanyak 21 wartawan dari Komunitas Persatuan Wartawan Investigasi (PW Investigasi) akan turun langsung melakukan investigasi di lokasi tambang ilegal Potabo pada Minggu, 11 Mei 2025 mendatang.
Langkah ini diambil menyusul gelombang keluhan dari warga yang sudah bertahun-tahun merasa diabaikan oleh pemerintah terkait dan aparat penegak hukum. Tambang Potabo yang semula kawasan hijau, kini menjelma menjadi ladang kerusakan massal yang seolah “kebal hukum”.
“Kami sudah bosan bicara baik-baik. Sudah lapor, sudah teriak, tapi Polres Pohuwato seperti buta dan tuli. Sekarang biar wartawan yang buka semuanya!” tegas salah satu warga dengan nada marah.
Komunitas PW Investigasi menerima laporan langsung dari masyarakat yang resah melihat pembiaran terhadap aktivitas tambang yang merusak lingkungan, membahayakan warga, dan memicu konflik sosial. Lebih parahnya lagi, aktivitas ini disebut-sebut melibatkan sejumlah oknum berpengaruh, termasuk pejabat desa.
Di mana Kapolres? Masyarakat mulai bersuara lantang dan menuntut keadilan. Jika aparat terus bungkam, maka dugaan adanya kongkalikong tak bisa dihindari.
Investigasi ini bukan hanya demi berita, tapi juga menjadi upaya membongkar permainan tambang yang mengorbankan lingkungan dan masa depan masyarakat Hulawa. Mata pers akan tajam. Pena mereka akan menembus tembok kekuasaan.
Komunitas wartawan ini juga mendesak Kapolres Pohuwato agar segera melakukan penertiban tegas terhadap tambang Potabo, serta menindak siapa pun yang terlibat, tanpa pandang jabatan maupun kedekatan.